Daud dan Hukum Lingkungan 2

Daud dan Hukum Lingkungan Sepergaulan (2)
(dirangkum dari buku “21 Menit Paling Bermakna dalam Hari-hari Pemimpin Sejati”, John C. Maxwell)

PEMIKIRAN SOAL KEPEMIMPINAN UNTUK HARI INI
Sebuah tim adalah lebih dari sekedar sekelompok orang.

Baca: I Tawarikh 12 : 2, 8, 14 – 15, 18, 22

Ketika Daud naik takhta Israel, lingkungan pengikut Daud berubah menjadi pasukan yang besar.  Ketika para pahlawan dari segala suku datang kepadanya, ia memiliki lebih dari 230.000 pahlawan mengikuti dia.  Namun bukan ukuran tim (atau pasukan) yang menjadikan seorang pemimpin besar.  Inti timlah- lingkungan sepergaulannya, yang menjadikannya besar.  Dan Daud membangun lingkungan sepergaulan yang hebat.  Telaahlah cara Daud mengumpulkan orang-orang intinya yang menjadikannya besar:

1.   Ia mulai membangun lingkungan sepergaulan yang kuat sebelum ia membutuhkannya.
Daud mulai membangun timnya lama sebelum ia naik takhta.  I Samuel 22 menggambarkan bagaimana para pahlawan tertarik kepada Daud bahkan semenjak ia masih buron.  Namun kisah dalam I Tawarikh yang menggambarkan bagaimana orang-orang itu datang kepadanya, jauh lebih spesifik.  Ditekankan berapa banyak dari mereka yang adalah pemimpin.  Ia bukannya menarik sembarang orang.  Ia menarik pemimpin-pemimpin yang kuat.

2.   Ia menarik orang-orang dengan karunia beragam.
Kitab Suci juga menggambarkan keragaman kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang yang tertarik kepada Daud, pertama di Ziklag sebelum ia menjadi raja, lalu di Hebron setelah ia naik takhta.  Disebutkan pahlawan-pahlawan berpengalaman dengan beragam keterampilan (memanah, melontarkan batu, melemparkan tombak), banyak orang perkasa yang gagah berani, dan ratusan kepala pasukan.  Dengan bantuan mereka ini, Daud siap menghadapi segalanya.

1.   Ia bangkitkan loyalitas.
Seumur hidupnya, para pengikut Daud memperlihatkan loyalitas luar biasa.  Sebelum Daud menjadi raja, ketika ia mengatakan ia haus dan ingin minum dari sumur di Betlehem, tiga orangnya meresikokan nyawa mereka untuk mengambilkan air tersebut baginya.  Beberapa dekade kemudian, ketika Absalom memberontak terhadapnya dan kelihatannya Daud mungkin dikalahkan, orang-orang yang paling dekat dengannya tetap mendampinginya.  Itai, orang Gat itu, berbicara bagi mereka semua ketika ia mengatakan, “Demi Tuhan yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada” (2 Samuel 15 : 21).

2.   Ia delegasikan tanggung jawab berdasarkan kemampuan.
Daud terus memberikan kewenangan kepada orang-orangnya.  Ia tunjuk Yoab sebagai komandan pasukan setelah memimpin serangan menaklukkan Yerusalem.  Ketika kepala-kepala pasukan berpengalaman datang kepadanya, ia berdayakan mereka untuk meneruskan kemampuan mereka itu.  Dan ia sama tidak ragu-ragunya dalam memberikan kewenangan sipil kepada orang lain dalam pemerintahannya (I Tawarikh 18 : 14 – 17).  Mendelegasikan kewenangan selalu beresiko bagi seorang pemimpin.  Itu dapat menimbulkan masalah, terutama kekeliruan menimbang atau penyalahgunaan kekuasaan.  Namun pemimpin-pemimpin besar berani mengambil resiko dengan mendelegasikan demi mencapai tingkat kepemimpinan yang tertinggi.

Sekelompok orang takkan menjadi tim tanpa pemimpin, dan lingkungan sepergaulan yang kuat tidak terbentuk dengan sendirinya.  Dibutuhkan pemimpin untuk menjadikannya terlaksana.  Daud adalah pemimpin yang membangun tim.  Bagaimana dengan Anda?

RENUNGAN HARI INI:
Bagaimanakah Anda membangun tim Anda?